PENGERTIAN KNOWLEDGE MANAGEMENT
Menurut Holsapple dan Joshi (2004), Knowledge Management (KM)
dianggap sebagai suatu entitas yang sistematik yang berupaya untuk
memperluas, mengolah dan menerapkan pengetahuan yang tersedia dengan
cara memberikan nilai tambah pada entitas dalam mencapat tujuannya.
KM akan lebih baik dipahami ketika konsep memori organisasi (OM) dan
organisasi pembelajaran (OL) dimasukkan. Jenex dan Olfman (2002)
mengemukakan bahwa tiga bidang tersebut saling terkait dan memiliki
dampak terhadap efektivitas organisasi. Efektivitas organisasi adalah
seberapa baik organisasi tersebut beraktivitas untuk membuat organisasi
lebih kompetitif. OL adalah proses yang digunakan organisasi untuk
belajar membuat aktivitas menjadi lebih baik. OL akan berhasik jika
penggunanya memanfaatkan pengetahuan.
Knowledge Management System adalah system yang diciptakan
untuk memfasilitasi penangkapan, penyimpanan, pencarian, transfer dan
penggunaan kembali pengetahuan. Alavi dan Leidner (2001) mendefinikan
KMS sebagai “IT (Information Technology)-based systems developed to
support and enhance the organizational processes of knowledge creation,
storage/retrieval, transfer, and application.”. Tidak semua KM di implementasikan dengan IT, namun keberadaan IT menjadi enablerimplementasi KM.
Alavi dan Leiner (2001) mengklasifikasikan KMS berdasarkan siklus hidup knowledge yang terdiri dari empat tahap yaitu tahap pembuatan knowledge, penyimpanan dan pemanggilan knowledge, transfer knowledge, aplikasi knowledge.
Marwick (2001) mengklasifikasikan KMS berdasarkan suatu model yang
dibuat oleh Nonaka (1994) yaitu Sosialisasi, Ekstrenalisasi, kombinasi
dan internasionalisai (SECI)
Borghoff dab Pareschi(1998) mengklasifikasikan KMS berdasarkan
arsitektur manajemen yang terdiri dari empat kelas komponen yaitu repositories dan libraries, komonitas knowledge worker, knowledge mapping dan knowledge flows.
Hahn dan Subramani (2001) mengklasifikasikan knowledge berdasarkan
sumber yang disupport yaitu artifak terstruktur, individual
terstruktur, artifak tidak terstruktur dan Individual tidak terstruktur.
Binney (2001) mengklasifikasikan KMS berdasarkan spectrum knowledge.
Spektrum ini merepresentasikan batasan dari suatu tujuan, dapat berupa
transaksional KM, analitikal KM, basis proses KM, pemgembangan KM ,
inovasi dan kreasi KM.
Zack (1999) mengklasifikasikan KMS secara integrative sebagai fasilitas transfer knowledge eksplisit dan secara interactive sebagai fasilitas media transfer tacit knowledge.
Hal yang perlu dicermati adalah pengukuran model sukses dari KMS.
Turban dan Aronson (2001) mengemukakan tiga hal sebagai berikut:
- Menyediakan basis value bagi perusahaaan
- Menstimulasi management agar focus pada hal-hal yang penting
- Menjustifikasi investasi dari aktivitas KM
Dua pendekatan dasar yang digunakan untuk menentukan keberhasilan knowledge management :
- Pertama dilihat pada efektifitas implementasi proses KM sebagai indicator sukses pelaksanaan, dengan harapan bahwa proses yang efektif akan mengarah pada penggunaan pengetahuan. Metode pendekatan ini akan mengidentifikasi keberhasilan penerapan KM dari faktor sukses nya
- Kedua dengan melihat dampak dari pelaksanaan KM atau KMS, dengan harapan
bahwa jika ada dampak dari menggunakan pengetahuan, maka implementasi KM atau KMS berhasil.
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking